Thursday, June 21, 2012

Turn On and Off

written by Natasha Violin


Sudah berhari-hari aku pindah ke London tapi belum juga aku merasa betah disini.

Bagiku kota ini hanya kota tua yang tak sengaja terkenal. Bangunan-bangunannya banyak yang sudah berumur ratusan tahun… dan cuaca di kota ini sangat buruk. Mungkin karena sekarang sedang fall-winter. Seharian aku tidak merasakan sinar matahari sedikit pun. Yang ada hanya langit kelabu yang membuat orang mengantuk. Hal seperti inilah yang membuatku rindu pulang ke rumah.
Dengan lesu aku berjalan hendak masuk ke sebuah restoran yang belakangan ini sering mengisi perutku , karena aku cocok dengan makanannya.
Entah masih terpengaruh kebiasaanku di Indonesia atau kenapa , ketika aku menyebrang sebuah mobil Range Rover hitam mengerem mobilnya persis di hadapanku.
Aku berteriak kaget. Saking kencangnya sampai beberapa orang yang lalu-lalang melihatku seolah aku gila.
Kakiku masih lemas karena hampir tertabrak mobil di negara orang asing pula. Di Jakarta aja aku gak pernah masa iya di kota orang aku bisa tertabrak.
Pemiliknya untungnya masih bertanggung jawab sedikit. Ia keluar dengan agak panik.
Kalau awalnya ia yang panik, sekarang gantian aku yang panik.
Pemiliknya… orang yang sama dengan idolaku. Cowok tinggi berambut keriting dengan lesung pipitnya itu… satu-satunya orang yang membuatku semangat untuk tinggal di London.   
Aku belum sempat fan-girling lagi karena masih belum bisa menyesuaikan diri disini.
Dan justru disaat beginilah aku bertemu dengan idolaku langsung. Di hadapanku. Meminta maaf padaku. Ahh!!!
“Are you okay?”tanyanya dengan nada yang biasa kudengar di video.
Aku mengangguk lemas. “Yeah”
“Glad to hear that. I’m so sorry , I just passed my driving test…”
“Oh, okay. It doesn’t matter… “
“Good” Ia mengedipkan sebelah matanya padaku kemudian beranjak masuk ke dalam mobilnya lagi.
Ah rasanya aku tak rela, waktuku dengan idolaku hanya sesingkat ini…

***
Saat sedang mengunyah makanan , aku tersedak ketika melihat segerombolan cowok masuk ke dalam restoran.
Harry… masih memakai baju yang sama saat ia nyaris menabrakku tadi. Kaus putih polos dengan celana khaki. Style classic-nya.
Aku mengunyah makananku lebih pelan… ketika mereka duduk di samping mejaku. Harry bahkan duduk di serongku, membuatnya bisa bebas melihatku.
God. Hari ini sepertinya hari terbaikku sejak pindah ke London.
Mereka berlima dengan beberapa orang lagi , yang sepertinya bodyguard nya tampak ramai sekali. Membuat beberapa pelanggan sedikit kebrisikan.
Yang kusuka dari restoran ini lagi karena  ini tipe restoran sepi. Aku benci restoran norak yang berisik setengah mati.
Aku tak bisa berhenti melihat gerak-gerik Harry dari sini. Ia tampak… nyata. Ia lebih ganteng daripada yang kuduga.
Tiba-tiba karena keasyikan melihat Harry dan mungkin ia merasa dilihati… ia menoleh kearahku dan kaget.
Aku langsung membuang mukaku kearah makananku dan makan lagi. Ah tidak!    Aku terpergok sedang memandangi Harry Styles.
“Hey” Ia menyapaku dari mejanya.
Dengan malu-malu aku melihatnya “Hai”
Sontak karena melihat Harry berbicara… anggota One Direction lainnya termasuk para bodyguards menatapku.
“Friend of yours?”tanya Louis dengan nada… cemburu?
Niall menyeletuk “She’s the girl you almost hit right?”
Harry menganggungk-an kepalanya membuat rambutnya yang tebal itu bergoyang.
Aku ingin deh menyentuhnya.
“Okay as the apologize… I will pay your dinner” katanya tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya.
Aku mengangkat sebelah alisku “Okay… thanks”
“Join us, here” ujar Liam menyodorkan bangku di sebelahnya yang sebelah Harry.
“Oh no, thanks. I’m sitting here”
“Ah, don’t be shy with us” tukas Harry tersenyum lagi.
Apa sih yang bisa kulakukan lagi selain…. mengiyakan permintaannya sebelum aku meleleh melihatnya tersenyum?
Aku memindahkan piringku ke mejanya.
“So… what’s your name by the way?” tanya Harry dengan mata bulat hijaunya itu menatapku.
“Jennifer” kataku cepat saking nervous-nya.
Mendadak suasana hening. Mereka semua sibuk memilih-milih makanan. Niall yang paling berisik ingin makan ini-itu tapi dilarang oleh Liam.
Harry melihat makananku… grilled chicken breast dengan mashed potato. “I want that” katanya pada waiter yang melayani kami.
Zayn yang duduk di hadapan Harry juga sama.  Oh iya dia kan suka ayam.
Niall yang mungkin kelaparan memilih memesan steak. Liam dan Louis sepakat masing-masing seporsi Fettucini.
Oh ternyata tidak berakhir di situ saja pesanan mereka. Mereka memesan jumbo appetizer untuk sharing.
Aku menggeleng-geleng. Sekuat-kuatnya aku makan, aku juga hanya bisa makan satu setengah ayamku.
“Where are you from? You didn’t sound like British or something…”  Harry berpaling lagi padaku.
Aku mengerjapkan mata berusaha meyakinkan ini realita. “No. I’m from Indonesia… if you know where is it”
“Africa?”tanyanya polos.
Aku menggeleng “No. Asia”kataku cekikikan.
Ternyata Harry benar-benar…. polos.
“We'll be going to Asia 2014… maybe” sahut Niall
“Wow. I’m glad hear it. Asian directioners are always wait for a miracle”
“Don’t worry as soon we’ll travel there” kata Louis menyemangati.
Aku tersenyum senang. Ah tapi apa bedanya. Mereka ke Indonesia pun aku juga disini.
“Why you moved here?” tanya Harry lagi.
“My dad’s job brought me here. He’s kind of .. what you guys say it” Aku berpikir sebentar. Hal seperti ini nih yang kubenci…   mendadak lupa bahasa inggris.
“Ambassador” ujar Zayn.
“Yes… I mean Ambassador. Sorry”
“It’s okay” kata mereka semua.
Niall tapi mendadak mengubah topik pembicaraan. Ia tak segan membahas hal-hal gila fans mereka tadi saat sesi tanda tangan.
Oh jadi mereka abis signing……… pantas saja Liam di sebelahku memijat-mijat tangannya terus.
Mereka kemudian beralih lagi menanyakan aku directioner atau bukan. Dengan bangga aku bilang saja hampir semua produk yang mereka keluarkan , aku punya.
Mereka sepakat ber-oooo ria. Aku hanya nyengir saja.
Karena keasyikan ngobrol aku jadi lupa jam. Bahkan sampai makanan mereka datang pun aku masih duduk disana.
Aku tak sadar , mamaku meneleponku berpuluhan kali. Aku setengah takut menelepon balik mamaku.
Aku terkekeh melihat Harry bingung mendengarku berbicara dengan bahasa alien.
“I’m so sorry , Harry. I should go home. I promise to my Mom I only go out for dinner… and she thought me I lost”
“That’s too bad. I’ll drive you” katanya mantap.
Aku menggeleng “No need. My flat is near here. And I don’t want make you, you know… photographed”
“Are you sure?”
“Sure. Thanks for … everything. Bye. Bye all” kataku pada Harry kemudian kepada yang lain.
Dengan beratttttttt hati aku beranjak dari kursiku dan berjalan keluar dari restoran. Rasanya tidak rela bisa menghabiskan waktu private dengan One Direction………. Ah ini semua gara-gara aku harus pulang sih.
Kuharap ini bukan kali terakhir aku melihat mereka.

***
Harry’s POV

Saat asyik bercanda dengan the lads, aku melirik kursi kosong yang tadinya diduduki Jennifer dan melihat iPhone hitam miliknya tertinggal.
“She left it”
“Maybe that’s her trick. To get closed with Harry Styles” sahut Louis bercanda.
Aku memberi pandangan mautku “I think she’s really forget…”
“Well, bud… that’s your ticket to the future” ledek Niall.
Aku terkekeh mengingat fakta hanya aku sendiri yang single sekarang. Hah, kayak pacaran menjadi hal wajib saja.
Tapi sebenarnya tak ada salahnya mencoba dengan cewek bernama Jennifer ini… yang berbicara dengan bahasa alien. Sepertinya akan seru.

***
Aku menutup jurnalku. Hah, entah sudah berapa bulan yang lalu hari dimana Harry Styles mengantarkan handphoneku ke flatku…
Aku hampir terpleset dari tangga saat melihat siapa yang datang.
Ia dengan kacamata dan topi… dan peralatan musim dinginnya tersenyum kemudian membalikan teleponku.
“Never leave it again” katanya kemudian pergi pulang.
Mau tau apa yang terjadi setelah itu? Kukira hanya disitu saja perjalananku dengan idolaku tercinta. Oh rupanya itu baru awalnya.
Ternyata Harry mencatat nomor teleponku… dan dari situlah ia mulai meng-SMS ku. Kebetulan ia tak ada jadwal tour jadi… ia senggang. Ia mengajakku pergi lagi karena ia bilang aku cukup enak diajak jalan.
Ya karena aku bukan cewek munafik yang sok malu-malu padahal sangat MAU pergi dengan cowok yang ditaksir ( sekaligus idolanya lagi) aku menerimanya saja deh.
Aku menjadi gossip hangat sedunia seminggu kemudian. Ketika ia mengajakku makan tanpa teman-temannya.
Harry memang pantas disebut menjadi yang paling pintar merebut hati cewek. Ia terus menjagaku dari gossip-gossip miring… dan kemanapun kami pergi ia merangkulku agar tak terlihat.
Ah… puncaknya adalah… saat ia konser di O2 dan ia memberiku tiket VIP plus backstage pass tentunya. Nah disitulah, saat One Direction menyanyikan lagu terakhir mereka yaitu What Makes You Beautiful…. Saat bagian terakhir Harry solo ia menyebut “I Love You Jenny!!!” kencang-kencang seperti ini konser orang tuli.
Bahkan ia pun turun dari panggung khusus untukku. Sambil membawakan bunga untukku ( Well, aku gak suka sih tapi aku kan tak ingin merusak moment) ia bertanya dengan mic masih menyala “Will you be my girlfriend???”
Aku melongo sebentar saking kagetnya kemudian aku mengangguk…..

“I’m done with you. There are so many girls out there want to be my girlfriend and it’s you. But you cheating on me”
“He’s my schoolmate, Harry. I swear. Why should I cheating on you?”
“Oh yeah, you’re right! You wont cheating on me because I’m popular!”
Aku menatap Harry antara kesal dan melting… Setelah pacaran dan berbulan-bulan mengenal Harry… aku agak tak menyangka kalau Harry aslinya ‘begitu’. Ia posesif sekali….tapi disaat aku yang tak senang ia dekat cewek tertentu ( diluar dari fans nya yang pasti ) , ia bilang…. Itu hanya fansnya. Yang tak boleh diperlakukan buruk.
Keadaanku diperburuk lagi dengan kondisiku di sekolah. Aku hampir dijauh semua anak cewek… dan jika ada cewek yang berteman pun itu karena ingin dikenalkan dengan One Direction.
Oh belom lagi di Twitter…. aku sering mendapat tweet-tweet dari fans Harry yang tak senang aku menjadi pacarnya.
Jahatnya…. Harry malah sibuk dengan semua konser-konsernya itu. Aku tak menyalahkan ia sibuk. Aku mengerti sekali ia sibuk. Tapi tak pernah sekalipun ia membelaku seperti Liam membela Danielle…
“Okay. I’m done with you too” kataku tegas.
Sekarang, menjadi pacar idolaku bukan menjadi hal yang kuinginkan lagi. Jika hubungan ini dijalankan lebih lanjut lagi… akan lebih banyak sakit hati.
Akan lebih banyak air mata.
Dengan berlinang air mata aku pergi dari mansion Harry dan Louis yang megah… yang tak pernah mampu kubeli dengan uangku. Atau bahkan dengan uang papa-mamaku.
Bye, Harry.

Jennygordon : You… never know what I feel. Now I know the real you. A selfish guy who thinks I want your money. Your money doesn’t valid in my country. Bitch please. Haha.

Jennygordon : Hahaha… there’s gotta be me. Really??? REALLY? Bullshit

Jennygordon : Untung yah gue bisa bahasa lain… selamat menerjemahkan bahasa alien gue ini, Harry.

***
Harry’s POV

Aku melotot melihat timeline Jennifer yang semuanya menghinaku. Beberapa bahkan dalam bahasa-nya itu yang tak kumengerti ..
Yang paling menancap adalah… bagian “uang” itu. Itu menyindirku sekali….
“You’ve a problem?”
“Not just a, but many problems”kataku pada Louis.
Enaknya Louis adalah… di satu sisi ia bisa menjadi badut keliling… tapi disatu sisi (mungkin karena ia sudah tua..) ia seorang pendengar dan penyaran yang baik. Jadi itulah mengapa aku menyukainya.
Louis menatapku dengan tatapan serius “Tell me. Talk to papa”
Aku terkikik kecil “It’s over”
“Oh, man. Another failed relationship? You should learn to be more loyal…”
“I know… and I think this time is my fault. I saw her with a guy , hugging each other. Then I’m mad with her and said it’s over”
“Are you crazy? He must be his brother… or whoever”
“Yeah, she said is his classmate… but I didn’t believer her. I said she just want my money…”
“Jenny doesn’t seem just want your money. She’s a nice girl… It’s not easy to be your girlfriend , Harry”
“And look at this” Aku menunjukkan timeline Jennifer kepada Louis.
Louis tertawa ketika melihat “your money doesn’t valid”. Dan aku hanya mesem-mesem saja.
“You should re-consider , Harry. Not all of girls give a second chance. And think how nice she is to you”
Nah, nasihat seperti inilah yang biasa kuterima dari Louis.. yang selalu menancap di hatiku.
Yang membayang-bayangi pikiranku.

***
From : Mr Kriwil

I’m soo sorry Jen. I just through a hard day , yesterday. My mum is getting divorced 

Aku kaget membaca SMS masuk dari Harry… mamanya mau cerai? Yang benar saja. Bukannya hubungan mereka berdua baik-baik saja selama ini?
Karena… aku kasian dengan Harry yang sedang sedih… dengan amat terpaksa aku membalas SMS-nya. Padahal jika tidak dalam posisi begitu , jangan harap aku akan berbicara dengan Harry Styles lagi seumur hidupku.

To : Mr Kriwil

Seriously?

From : Mr Kriwil

Yeah. She said Joe is cheating… and when yesterday I saw you… first thing in my mind is you were cheating too… I know It sounds stupid. I am stupid right?
Can we back one more time 

Aku memutar bola mataku… ah klasik. Sok menjelek-jelekkan diri sendiri agar aku mengatakan “No you’re not stupid”. Ah tapi karena Harry punya pelet…. dan aku lupa betapa aku menyukai si cowok satu itu…  aku membalas seperti ini.

To : Mr Kriwil

Why you want me back? You said I just want your money and your popularity.

PS : you’re not stupid, dumbass

From : Mr Kriwil

Because I realize that I still love you and I cant stop thinking about you 
Sorry! Sorry Sorry Sorry! I’ll say sorry until you forgive me. I’ll begging on you to stay ….. baby xxx

To : Mr Kriwil

That’s the sweetest words you ever said since …. OH I FORGOT

From : Mr Kriwil

Come on future Mrs Styles… don’t be shy to say you want me back :*

To : Mr Kriwil

-____- I’m not shy!  I just doubt you.

From : Mr Kriwil

No need to doubt me ;) I promiseeee I wont let you down again.

Aku tersenyum, mengaku kalah dengannya. Ia … memang mengangenkan. Aku kangen melihat senyumnya lagi…

To : Mr Kriwil

Okay. I keep your promise, Mr Styles.

***
Harry’s POV

Okay jika pertama kali bertengkar itu karena salah ku main menuduh sembarangan bahwa teman Jennifer adalah selingkuhannya… kali ini aku yang harus menyalahkan si cewek satu ini.
Harusnya ia tau bahwa aku benci sekali roller-coaster. Nyatanya, ia memaksaku ke theme park dan mengajakku naik roller-coaster.
Karena aku tidak ingin MENGECEWAKAN pacar tercintaku itu, aku menurutinya…
Oh yeah. Jennifer sangat bertolak belakang denganku jika dalam masalah berani-beranian menaiki permainan seperti ini. Jika aku lebih sering takutnya, Jennifer seperti tak punya rasa takut sama sekali….
“I want more!!!” pintanya merengek seperti anak kecil.
Aku berdecak sebal “I’m dizzy , baby”
“Ah, dizzy! Oh look who’s coming here. You’re fans!” katanya sambil menunjuk cewek-cewek yang melihatku seperti orang gila.
Jennifer mundur ke belakang sok-sok main HP sementara aku meladeni mereka semua untuk foto atau tanda tangan.
Seperti yang biasa terjadi… mendadak semua orang mengantri untuk berfoto denganku.
Jennifer sampai duduk di kursi saking lelahnya. Ia bahkan sudah menelepon dengan temannya… yang menandakan ia sudah sangat bosan.
Aku memutuskan untuk mengakhiri sesi foto dan tanda tangan karena kasian melihat Jennifer.
Dengan senyum aku bilang kepada mereka “Thankyou guys, I should go around now…”
Aku menghampiri Jennifer yang masih asyik ngobrol dengan temannya dan memberi tanda untuk segera bergegas pergi.
Yeah setelah puas membuatku teller karena segala games gila yang ingin ia naiki… ia mengacangiku……… dan ketika ia selesai menelepon. Ia cemberut terus sepanjang jalan. Sepanjang kami makan… ia hanya menjawab seadanya.
“Do you mad with those fans?”tanyaku
Ia menggeleng “Why should? I’ll do the same if I see you who used to be my idol”
“Then why you’re sullen all the time?”
Jennifer menatapku… yang masih membuatku kewalahan karena yeah ia menggemaskan sekali. “I’m just tired to be your girlfriend. I think you better being single…”
Hah, yang benar saja. Masa ia minta putus sih???
“What do you think?”tanyanya lagi.
Aku mengatupkan mulutku rapat-rapat… urat-uratku terasa tegang. Memang ada rasa sedih melihat fans-fansku tidak senang dengan hubunganku dan Jennifer. Tapi… aku senang dengan Jennifer. Ia punya sesuatu di dirinya yang membuatku betah bersamanya. Cause she got that one thing…
“No”
“Yes… It’s for your own good. I don’t want your fans disappointed”
“But…”
“We can be friends”
Aku menghentakkan sendokku menatapnya……….   sedih. Sementara Jennifer merasa biasa saja. Tapi aku bisa lihat ada sorot sedih di matanya. Aku tau sebenarnya ia tak ingin hubungan ini berakhir. Pasti, ia mendapat hate messages lagi dari fans-fansku. Makannya ia ingin putus…
Sepanjang perjalanan pun… kami tak bicara. Benar-benar kaku. Benar-benar hampa...
“Goodnight” katanya setelah aku mengantarkannya di rumahnya.
Aku hanya mengangguk lemas.

***
Harry_Styles : Thanks for everything… you make me cry. (Retweeted 12059 times)

Aku menghela nafas melihat tweet Harry… ah aku benci perasaanku ini. Masa iya aku membuatnya menangis?? Masa iya ia menangis karena kuputuskan??
Rasanya sih memang iya ketika melihat semua keluarga 1D tiba-tiba menyindiriku…

Louis_Tomlinson : Oh don’t cry over a bitch @Harry_Styles

Yeahh aku dibenci Louis, kakak angkatku sendiri. Aku jadi merasa berbuat salah deh…

Real_Liam_Payne : cheer the curls by singing him cry me a river , haha.

Seperti semua sindiran teman-teman Harry belum cukup bagiku, kali ini pacar Louis alias Eleanor meng-SMS ku.

Ah Jenny I thought you love Harry so bad! why you leave him? He's really upset now… don’t be selfish.

Rasanya jadi serba salah deh. Saat dulu Harry yang memutusiku… semuanya yang menganggap aku salah. Aku selingkuh… sekarang giliran aku yang memutusinya karena tak ingin fans nya kecewa. Malah fans nya yang bilang aku jahat menyakiti hati Harry. Maunya apa sih sebenernya!!!

To : Mr Kriwil

Okay let’s back!!! K

From : Mr Kriwil

Gotcha. I know you will ;)

***
 Aku menghentak-hentakkan kakiku lelah……….. Harry!!! Pacaran dengannya membuatku jadi anak yang lebih sabar… dan anak yang lebih tahan banting.
Bayangkan ia berjanji akan makan di restoran yang ia janjikan pukul 7… dan ia sudah terlambat 2 jam.
Ketika ia masuk restoran, ia hanya nyengir tidak jelas dan menyeretku pergi.
Dengan suara seraknya ia berkata “Let’s eat Mcd! Im not interesting anymore with this restaurant…”
Padahal aku sudah memakai baju rapi eh dia malah mengajakku makan Mcd!! Mendingan aku pakai kaus dan celana pendek saja daritadi. Memangnya enak pakai high-heels ? K
Harry memboyongku ke Mcd tanpa merasa bersalah. Ia memesan big mac kesukaannya dan karena aku ngambek… tapi kelaperan aku minta double cheese burger.
Kami berhenti di kursi taman dan memakan makanan kami masing-masing. Harry tampak buas makan burger-nya. Pasti ia kelaparan lagi seperti biasa ia pulang dari acara.
“Heyyy why you look sad? Sorry I’m little late… but I’m here nowww” katanya dengan penuh makanan di mulutnya. Ia tampak… lucu. Dengan pipi menggembung ia mengedipkan matanya padaku, menunggu reaksiku.
Aku memasang wajah mengernyit “LITTLE? Really???”
“Ah don’t be mad…” Ia menyolek pinggangku.
Aku menatapnya dengan tatapan horror. Ia tertawa… “Ah you look pretty as usual… I like your dress. Where you bought it?”
“Indonesia”
“Nice. I’ll take you to Indonesia to buy dresses” katanya agak gak nyambung.
“Harry… are you drunk? You seem weird” Aku menatapnya bingung.
Ia menggeleng “Aim jhus thyyret en desihh… because I haven’t eaten yet”
“Ah poor boy” Aku mengelus rambut Harry yang lembut.
Karena kami berdua kelaparan , dalam waktu lima menit semua makanan kami  sudah masuk ke dalam perut masing-masing.
Harry tiba-tiba menjadi mellow-drama. Ia curhat denganku… betapa ia kangen masa-masanya menjadi cowok biasa. Yang tidak disukai banyak cewek… yang bekerja di bakery.. yang hanya tinggal di desa.
Rasa kesalku jadi hilang karena iba dengannya. “Well, bhhhuu…tt yo..urrr.. drre..aamm coommess … thh..ruee ahhh.tt le…astt” kataku mengigil.
Cuaca London di musim semi memang masih tidak terlalu bagus. Lebih banyak terpengaruh cuaca winter.
Harry dengan tangkas melepas blazer yang biasa ia pakai untuk manggung itu dan memakaikannya padaku. “Know you’r not cold again”
“Thanks” jawabku tersipu malu.
“How about you? I guess it’s still hard for you leaving your home”
“Not really now. Jakarta is a great city… but I like being in London. Old-city where this boy lives” kataku sambil menunjuk Harry.
Harry tersenyum lagi. Lama kelamaan aku jadi mengerti siapa Harry sebenarnya. Well, mungkin ia agak egois dan menyebalkan. Tapi diluar dari itu ia romantis, pintar sekali membuat luluh hati orang, dan sensitif.
Jika dipuji sekecil apapun ia akan senang. Setidaknya itu yang kulihat.
Namun jika orang membuatnya sedih… ia tak segan menangis. Terlihat lembek tapi begitulah kenyataannya.
“I’m sorry if I don’t have so much time to be spend with you, Jen. I want to stop this whole crazy things but… it’s my career…”
“I’m alright. As long as you enjoy your job”
“I cant believe the tour will start again in few days” katanya sedih.
Aku merangkulnya di bahuku , agak kebalik sih mengingat harusnya CEWEK yang DIRANGKUL COWOK.
“Don’t be sad” kataku mengulangi katanya tadi.
“Ah, I’ll miss you so much there”
“I’ll miss you too. But it just 4 months…  when you’re back it’s summer… we can spend the whole summer together, just two of us”kataku berusaha menyemangatinya.
Harry menghela nafas “Uhm.. can you go on tour with me? Accompany me? Eleanor will meet Louis soon… so do Danielle”
Aku menggeleng kecewa. “You know I’ll do my GCSEs this year”
“Oh yeah… I forget…”
Hari semakin larut. Aku dan Harry sama-sama terpaku menatap langit di malam hari yang bertebaran dengan bintang. Hari yang indah yang tak ingin kuakhiri dengan Harry.
“The sky is so beautiful, isn’t it?” tanya Harry padaku.
“Yeah”
“When you miss me here… just see the star above. The brightest is me. We still connected. We see the same star, Jen..”
Aku mendengar suara Harry samar-samar. Ia mengelus rambutku dan mencium kepalaku.

***
Harry’s POV

Hari ini kencan termellow yang pernah kulalui dengan Jennifer. Mendadak aku merasa sedih sekali harus meninggalkan Jenny. Maklum , ini pertama kalinya aku punya pacar setelah menjadi terkenal dan meninggalkan ia saat tour… rasanya berat sekali.
Jennifer sepertinya kelelahan menungguku karena aku harus latihan konser. Seharusnya latihan berakhir jam setengah 7 … tapi karena Louis tidak serius dan terus bercanda, akhirnya deh latihan baru selesai jam 8 malam. Ditambah lagi jalanan London sedang tak bersahabat… jadilah aku sampai di restoran setengah 10.
Dan karena macet sementara aku tidak makan apa-apa sejak siang. Aku menyeret Jennifer ke McD. Yang lebih instan…
Selama di taman… perasaanku gundah. Jennifer pun juga rasanya begitu.
Saat aku sedang menggombal… eh Jennifer malah tertidur di pundakku. Pasti ia benar-benar kelelahan. Atau mungkin belom bisa juga membiasakan diri dengan timezone disini.
Ia bolak-balik mengelah dirinya masih terserang jet lag. Jakarta beda 7 jam dengan London… jadi cukup kaget juga ia.
Dan karena sekarang juga hampir setengah sebelas malam, aku menggendong Jennifer ke mobilku dan mengantarnya pulang ke rumah.
Selama perjalanan, aku terus menoleh menatap Jennifer yang masih mengenakan blazerku. Ia … tetap cantik meski sedang tertidur.
Dengan berat hati karena kami sudah sampai di depan rumahnya, aku membangunkannya…

***
“Hey” Suara Harry yang berat membangunanku dari tidurku. Ia menggoyang-goyangkan badanku pelan.
Aku mengerjapkan mataku masih mengantuk. Aku kaget karena sudah di depan rumahku.
“We’re arrived” kata Harry. Ia kemudian turun dari mobil dan membukakan pintu untukku.
Dengan lemas aku turun dari mobil. Kepalaku terasa pusing sekali…
Harry memegang tanganku. “Your hand is hot”
Ia kemudian memegang keningku “Oh God…”
“I’m alright” kataku menenangkannya. “Go home, Harry. Before It’s too dark”
Aku memberi senyum termanis yang pernah kuberikan padanya. Ia masih agak ragu meninggalkanku, tapi ia menurutiku.

***
Harry_Styles : get well soon @Jennygordon this … to cheer you up pict.twitter.com/egGsY7FE

Aku tersenyum melihat mention yang masuk. Dari Harry. Dan ia memberiku foto…. Dirinya sedang melongo. Yang memang sangat sangat lucu.
Hah aku jadi kangen dengannya.
Aku resmi masuk angin setelah kencan terakhir sebelum ia pergi itu. Kemarin aku menekatkan diriku untuk mengantar Harry ke bandara.
Ia sangat khawatir melihatku pucat. Ia bertanya padaku aku sakit apa… tapi karena orang sini tidak mengerti masuk angin, aku bilang saja flu.
Di airport… seperti yang sudah kuduga banyak paparazzi membututi One Direction.
Harry berusaha menutupi diriku dengan merangkulku terus-menerus. Kami sempat dihalau beberapa fans tapi Paul berhasil mengamankan situasi.
Waktu kami bertemu tak banyak karena mereka harus segera boarding.
Harry mengecup keningku terakhir kalinya “Wait me , Jen. I’ll miss you so much. I love you. Bye”
Aku mengangguk sambil menangis di pelukannya. Aku tak peduli tampangku akan hancur di foto-foto. Aku benar-benar……… sedih harus pisah dengan Harry.
Harry melepas pelukanku dengan kemeja basah karena tangisanku.
Aku melambaikan tangan terakhir kalinya sebelum ia benar-benar menghilang dari pintu……………

***

Aku memandangi layar ponselku terus menerus, berharap seseorang yang kutunggu itu akan meneleponku. Seharusnya aku belajar sekarang karena besok ujianku di mulai.
Tapi yang kulakukan terus begini. Menatap telepon… melihat twitter… tapi tak ada satupun notifikasi darinya.
Sejak kepergiannya ke Amerika… Harry hanya menge-tweet foto-fotonya via Instagram dan membalas mention fans-nya.
Ia tak……. Me-mentionku sekali pun.
Mungkin sekarang posisiku sudah digantikan artis Hollywood.

Jennygordon : I’ve the best boyfriend ever. He didn’t call me or text me or whatever for almost a week. Am I being forgotten??

Jennygordon : If you love someone’s enough. You’ll make the best effort for him/her. Even when you’re VERY BUSY. But if you LOVE ‘em.

Aku membanting ponselku kesal. Harry… Harry!!!!

***
Aku keluar dari kamar hendak berangkat ke sekolah sebelum papaku berbicara padaku.
“Jen, kita balik ke Jakarta lagi lho summer ini” kata papaku tanpa dosa.
Aku melotot “What? Balik? Why?” tanyaku gak terima.
Pindah lagi ke Jakarta? Setelah…. Aku pacaran dengan Harry Styles!!! Aku gak pengen pulang!!!
“Well, jabatan papa kan udah berakhir tahun ini. Jadi kita bisa pulang lagi ke Jakarta. Kamu seneng kan?”
Aku duduk di hadapan papaku yang sedang membaca koran dengan tatapan shock. “Kok cuma bentar?”
“Papa emang sengaja cuma ambil setahun disini… papa gak pengen kamu sama adikmu gak betah disini”
“Aku betah…” ujarku mulai terisak.
Papaku jadi bingung “Lho kok kamu nangis sih?” tanya papa masih belum sadar alasanku ingin tetap disini.
Mendadak ia tersadar, kemudian ia menepuk bahuku bijak “Oh papa tau kamu masih pengen sama si artis itu, kan? Well, papa minta maaf banget, jen. Tapi papa emang udah diharuskan balik ke Indonesia lagi…”
Aku mengangguk pasrah menerima keadaan lagi…

***
Jennygordon : I cant believe I have to…. :’(

Aku menatap handphoneku lagi. Harry masih belum juga mengabariku. Sekali pun belum pernah.

***
Harry’s POV

Aku bingung melihat perubahan Jennifer lagi. Ia tidak membalas satupun DM dariku…
iPhone-ku tak dapat diganti ke nomor lokal America. Blackberry-ku sebenarnya bisa… tapi Jennifer tidak pakai Blackberry lagi.
Twitter hanya satu-satunya harapanku. Tapi … ia tak membalas.
Aku melihat kalender… tinggal sebulan lagi hingga aku kembali ke London. Aku sudah tak tahan untuk melihatnya.

***
Semua ujianku sudah berakhir. Tapi penderitaanku sebenarnya bukan perkara ujian… melainkan masalah pindah ini.
Dengan lemas aku memasukkan baju-bajuku ke dalam koper yang sudah disiapkan mamaku.
Aku … belum siap meninggalkan London. Dan aku pun juga belum menceritakan apa-apa pada Harry.
Aku memilih diam. Rasanya hubungan kita sudah berakhir sejak kita LDR sementara. Mungkin ia tak ingin bilang… karena cowok kan BRENGSEK.
Aku mengambil sebuah boneka teddy bear yang kukenal jelas. Itu dari Harry ketika kami jalan-jalan di theme park dulu. Ia main basket untukku dan memberikan teddy bear sebagai hadiahnya…
Hiks, aku kangen Harry...Aku tak rela melupakan semua kenangan disini dengan Harry… 

***
Inilah saatnya tiba… aku menginjakkan kaki di Heathrow sedih. Dulu disini aku mengantar Harry sebelum ia tour.
Sampai sekarang aku tak percaya, ia tak berbicara denganku. Ia cowok macam apa sih??

Jennygordon : It’s really haarrdd to leave this beautiful city. My hometown… here I come 

Setelah mengetweet seperti itu aku melihat DM-ku yang tak pernah kubuka. Karena isinya rata-rata dari directioners yang memberiku hate messages. Makannya aku tak pernah membuka.
Kopi yang sedang kuminum, kutumpahkan begitu saja saat melihat DM dari……… Harry.

Harry_Styles Why you don’t reply my message?? I miss you so baddddd
1 day ago

Harry_Styles Sorry I made mistakes again. I know it’s hard to be left by someone
3 days ago

Harry_Styles Jennifer …. Talk to me :(
5 days ago

Aku terus men-scroll ke bawah… dan kaget melihat DM dari Harry empat bulan yang lalu.
Harry_Styles Jenny!!! Bad news.. my phone’s sucks. I cant text or call you:( So I just count on Twitter. Love ya! <3
4 months ago

Harry_Styles Just landed but I’ve already miss you :*       
 4 months ago

Jadi…. Selama ini Harry sudah mengirimku DM dan aku tidak pernah sadar!!! Aku merasa bodoh sekarang…
“Jen , ayo jangan bengong! Lho kok kopi kamu tumpah sih!!!” Mamaku berteriak padaku.
Aku menatap mamaku sedih… “Ma… aku gak pengen pulang”
Ia kemudian merangkulku “Jenny… udah dong jangan sedih lagi. Mama tau ini agak berat… tapi mau gimana lagi, sayang”
Aku menangis lagi.

***
Harry Reveals Broke Up

“Yeah, I’m single now” said the 19 years Harry when he arrived at Heathrow after the American-tour.
Harry Styles who dates a 15 years old , Jennifer Gordon doesn’t say the reason why he and she broke up. He just smile with his straight expression.
Well, as we see that on-off relationship I guess you know why they broke up, right ?

***
Harry’s POV

Jennifer sangat hebat. Sudah tak pernah berbicara padaku sejak tour hingga aku pulang pun… ia juga tidak bilang bahwa ia PINDAH lagi ke Jakarta.
Aku tak mengerti apa tujuannya memperlakukanku seperti ini. Apa ia sudah tak ingin denganku lagi?
Twitter heboh dengan berita aku putus dengan Jennifer. Tanpa sebab.
Masalahnya aku saja tak tau alasannya… bagaimana bisa aku cerita ke media?
Jujur aku tidak ingin mengakhiri hubunganku dengan Jennifer begini saja. Aku harus berbuat sesuatu. Yeah…

***
Seminggu berlalu sejak aku kembali ke tempat asalku. Harry sudah pulang dari tournya sehari setelah aku pulang.
Ia sepertinya baik-baik saja sekarang. Aku senang mendengarnya.
Dengan begini kan ia bisa bebas memilih cewek yang lebih pantas ia pacari.

Jika aku kangen dengan Harry dan teman-temannya biasanya aku memasang Up All Night di CD player.

We've got a bit of love/hate
You take me to the edge then you hit the brakes
I say it's over one day,
But then I'm crawling back begging you to stay
We make up and we break up all the time

I'll say that I hate a song, then you'll go request it the whole night long
Some people say it's so wrong but even when we fight,
Girl, you turn me on
We make up and we break up all the time

We're like na na na
Then we're like yeah yeah yeah
Always like na na na
Then we're like yeah yeah yeah

Aku tertawa meratapi nasibku yang persis seperti lagu mereka di Na Na Na. Sudah berapa kali coba aku dan Harry putus-nyambung? Tapi kami masih betah-betah saja.
Suara lagu yang kuputar mendadak jadi aneh… lebih terdengar… nyata.
Aku langsung membalikkan badanku dan hebatnya melihat Harry Styles yang tambah ganteng itu di hadapanku.

Ia maju ke CD Playerku dan mengubah lagunya ke Gotta Be You.

Sambil menatapku serius ia menyanyi “Can we fall one more time… stop the tape and rewind? Oh and if you walk away I know I’ll fade cause there’s nobody else… It’s gotta be you… only you, Jennifer”

Aku menghambur ke pelukannya. Aku sadar sekuat apapun aku berusaha menolak Harry, pada akhirnya aku selalu kembali ke pelukannya… karena aku cinta setengah mati dengannya.
“I love you” Kali ini Harry mencium bibirku lembut.

Aku takkan pernah menyesal pacaran dengan Harry Styles, meski kami bolak-balik putus-nyambung.

THE END.













No comments:

Post a Comment