written by Natasha Violin
Sudah berhari-hari aku pindah ke London tapi belum juga aku
merasa betah disini.
Bagiku kota ini hanya kota tua yang tak sengaja terkenal.
Bangunan-bangunannya banyak yang sudah berumur ratusan tahun… dan cuaca di kota
ini sangat buruk. Mungkin karena sekarang sedang fall-winter. Seharian aku
tidak merasakan sinar matahari sedikit pun. Yang ada hanya langit kelabu yang
membuat orang mengantuk. Hal seperti inilah yang membuatku rindu pulang ke rumah.
Dengan lesu aku berjalan hendak masuk ke sebuah restoran
yang belakangan ini sering mengisi perutku , karena aku cocok dengan
makanannya.
Entah masih terpengaruh kebiasaanku di Indonesia atau kenapa
, ketika aku menyebrang sebuah mobil Range Rover hitam mengerem mobilnya persis
di hadapanku.
Aku berteriak kaget. Saking kencangnya sampai beberapa orang
yang lalu-lalang melihatku seolah aku gila.
Kakiku masih lemas karena hampir tertabrak mobil di negara
orang asing pula. Di Jakarta aja aku gak pernah masa iya di kota orang aku bisa
tertabrak.
Pemiliknya untungnya masih bertanggung jawab sedikit. Ia
keluar dengan agak panik.
Kalau awalnya ia yang panik, sekarang gantian aku yang
panik.
Pemiliknya… orang yang sama dengan idolaku. Cowok tinggi
berambut keriting dengan lesung pipitnya itu… satu-satunya orang yang membuatku
semangat untuk tinggal di London.
Aku belum sempat fan-girling lagi karena masih belum bisa
menyesuaikan diri disini.
Dan justru disaat beginilah aku bertemu dengan idolaku
langsung. Di hadapanku. Meminta maaf padaku. Ahh!!!
“Are you okay?”tanyanya dengan nada yang biasa kudengar di
video.
Aku mengangguk lemas. “Yeah”
“Glad to hear that. I’m so sorry , I just passed my driving
test…”
“Oh, okay. It doesn’t matter… “
“Good” Ia mengedipkan sebelah matanya padaku kemudian
beranjak masuk ke dalam mobilnya lagi.
Ah rasanya aku tak rela, waktuku dengan idolaku hanya
sesingkat ini…
***
Saat sedang mengunyah makanan , aku tersedak ketika melihat
segerombolan cowok masuk ke dalam restoran.
Harry… masih memakai baju yang sama saat ia nyaris
menabrakku tadi. Kaus putih polos dengan celana khaki. Style classic-nya.
Aku mengunyah makananku lebih pelan… ketika mereka duduk di
samping mejaku. Harry bahkan duduk di serongku, membuatnya bisa bebas
melihatku.
God. Hari ini sepertinya hari terbaikku sejak pindah ke
London.
Mereka berlima dengan beberapa orang lagi , yang sepertinya
bodyguard nya tampak ramai sekali. Membuat beberapa pelanggan sedikit
kebrisikan.
Yang kusuka dari restoran ini lagi karena ini tipe restoran sepi. Aku benci
restoran norak yang berisik setengah mati.
Aku tak bisa berhenti melihat gerak-gerik Harry dari sini.
Ia tampak… nyata. Ia lebih ganteng daripada yang kuduga.
Tiba-tiba karena keasyikan melihat Harry dan mungkin ia
merasa dilihati… ia menoleh kearahku dan kaget.
Aku langsung membuang mukaku kearah makananku dan makan
lagi. Ah tidak! Aku
terpergok sedang memandangi Harry Styles.
“Hey” Ia menyapaku dari mejanya.
Dengan malu-malu aku melihatnya “Hai”
Sontak karena melihat Harry berbicara… anggota One Direction
lainnya termasuk para bodyguards menatapku.
“Friend of yours?”tanya Louis dengan nada… cemburu?
Niall menyeletuk “She’s the girl you almost hit right?”
Harry menganggungk-an kepalanya membuat rambutnya yang tebal
itu bergoyang.
Aku ingin deh menyentuhnya.
“Okay as the apologize… I will pay your dinner” katanya
tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya.
Aku mengangkat sebelah alisku “Okay… thanks”
“Join us, here” ujar Liam menyodorkan bangku di sebelahnya
yang sebelah Harry.
“Oh no, thanks. I’m sitting here”
“Ah, don’t be shy with us” tukas Harry tersenyum lagi.
Apa sih yang bisa kulakukan lagi selain…. mengiyakan
permintaannya sebelum aku meleleh melihatnya tersenyum?
Aku memindahkan piringku ke mejanya.
“So… what’s your name by the way?” tanya Harry dengan mata
bulat hijaunya itu menatapku.
“Jennifer” kataku cepat saking nervous-nya.
Mendadak suasana hening. Mereka semua sibuk memilih-milih
makanan. Niall yang paling berisik ingin makan ini-itu tapi dilarang oleh Liam.
Harry melihat makananku… grilled chicken breast dengan
mashed potato. “I want that” katanya pada waiter yang melayani kami.
Zayn yang duduk di hadapan Harry juga sama. Oh iya dia kan suka ayam.
Niall yang mungkin kelaparan memilih memesan steak. Liam dan
Louis sepakat masing-masing seporsi Fettucini.
Oh ternyata tidak berakhir di situ saja pesanan mereka.
Mereka memesan jumbo appetizer untuk sharing.
Aku menggeleng-geleng. Sekuat-kuatnya aku makan, aku juga
hanya bisa makan satu setengah ayamku.
“Where are you from? You didn’t sound like British or
something…” Harry berpaling lagi
padaku.
Aku mengerjapkan mata berusaha meyakinkan ini realita. “No.
I’m from Indonesia… if you know where is it”
“Africa?”tanyanya polos.
Aku menggeleng “No. Asia”kataku cekikikan.
Ternyata Harry benar-benar…. polos.
“We'll be going to Asia 2014… maybe” sahut Niall
“Wow. I’m glad hear it. Asian directioners are always
wait for a miracle”
“Don’t worry as soon we’ll travel there” kata Louis
menyemangati.
Aku tersenyum senang. Ah tapi apa bedanya. Mereka ke
Indonesia pun aku juga disini.
“Why you moved here?” tanya Harry lagi.
“My dad’s job brought me here. He’s kind of .. what you guys
say it” Aku berpikir sebentar. Hal seperti ini nih yang kubenci… mendadak lupa bahasa inggris.
“Ambassador” ujar Zayn.
“Yes… I mean Ambassador. Sorry”
“It’s okay” kata mereka semua.
Niall tapi mendadak mengubah topik pembicaraan. Ia tak segan
membahas hal-hal gila fans mereka tadi saat sesi tanda tangan.
Oh jadi mereka abis signing……… pantas saja Liam di sebelahku
memijat-mijat tangannya terus.
Mereka kemudian beralih lagi menanyakan aku directioner atau
bukan. Dengan bangga aku bilang saja hampir semua produk yang mereka keluarkan
, aku punya.
Mereka sepakat ber-oooo ria. Aku hanya nyengir saja.
Karena keasyikan ngobrol aku jadi lupa jam. Bahkan sampai
makanan mereka datang pun aku masih duduk disana.
Aku tak sadar , mamaku meneleponku berpuluhan kali. Aku
setengah takut menelepon balik mamaku.
Aku terkekeh melihat Harry bingung mendengarku berbicara
dengan bahasa alien.
“I’m so sorry , Harry. I should go home. I promise to my Mom
I only go out for dinner… and she thought me I lost”
“That’s too bad. I’ll drive you” katanya mantap.
Aku menggeleng “No need. My flat is near here. And I don’t
want make you, you know… photographed”
“Are you sure?”
“Sure. Thanks for … everything. Bye. Bye all” kataku pada
Harry kemudian kepada yang lain.
Dengan beratttttttt hati aku beranjak dari kursiku dan
berjalan keluar dari restoran. Rasanya tidak rela bisa menghabiskan waktu
private dengan One Direction………. Ah ini semua gara-gara aku harus pulang sih.
Kuharap ini bukan kali terakhir aku melihat mereka.
***
Harry’s POV
Saat asyik bercanda dengan the lads, aku melirik kursi
kosong yang tadinya diduduki Jennifer dan melihat iPhone hitam miliknya
tertinggal.
“She left it”
“Maybe that’s her trick. To get closed with Harry Styles”
sahut Louis bercanda.
Aku memberi pandangan mautku “I think she’s really forget…”
“Well, bud… that’s your ticket to the future” ledek Niall.
Aku terkekeh mengingat fakta hanya aku sendiri yang single
sekarang. Hah, kayak pacaran menjadi hal wajib saja.
Tapi sebenarnya tak ada salahnya mencoba dengan cewek
bernama Jennifer ini… yang berbicara dengan bahasa alien. Sepertinya akan seru.
***
Aku menutup jurnalku. Hah, entah sudah berapa bulan yang
lalu hari dimana Harry Styles mengantarkan handphoneku ke flatku…
Aku hampir terpleset dari tangga saat melihat siapa yang
datang.
Ia dengan kacamata dan topi… dan peralatan musim dinginnya
tersenyum kemudian membalikan teleponku.
“Never leave it again” katanya kemudian pergi pulang.
Mau tau apa yang terjadi setelah itu? Kukira hanya disitu
saja perjalananku dengan idolaku tercinta. Oh rupanya itu baru awalnya.
Ternyata Harry mencatat nomor teleponku… dan dari situlah ia
mulai meng-SMS ku. Kebetulan ia tak ada jadwal tour jadi… ia senggang. Ia
mengajakku pergi lagi karena ia bilang aku cukup enak diajak jalan.
Ya karena aku bukan cewek munafik yang sok malu-malu padahal
sangat MAU pergi dengan cowok yang ditaksir ( sekaligus idolanya lagi) aku
menerimanya saja deh.
Aku menjadi gossip hangat sedunia seminggu kemudian. Ketika
ia mengajakku makan tanpa teman-temannya.
Harry memang pantas disebut menjadi yang paling pintar
merebut hati cewek. Ia terus menjagaku dari gossip-gossip miring… dan kemanapun
kami pergi ia merangkulku agar tak terlihat.
Ah… puncaknya adalah… saat ia konser di O2 dan ia memberiku
tiket VIP plus backstage pass tentunya. Nah disitulah, saat One Direction
menyanyikan lagu terakhir mereka yaitu What Makes You Beautiful…. Saat bagian
terakhir Harry solo ia menyebut “I Love You Jenny!!!” kencang-kencang seperti
ini konser orang tuli.
Bahkan ia pun turun dari panggung khusus untukku. Sambil
membawakan bunga untukku ( Well, aku gak suka sih tapi aku kan tak ingin
merusak moment) ia bertanya dengan mic masih menyala “Will you be my
girlfriend???”
Aku melongo sebentar saking kagetnya kemudian aku
mengangguk…..
“I’m done with you. There are so many girls out there want
to be my girlfriend and it’s you. But you cheating on me”
“He’s my schoolmate, Harry. I swear. Why should I cheating
on you?”
“Oh yeah, you’re right! You wont cheating on me because I’m
popular!”
Aku menatap Harry antara kesal dan melting… Setelah pacaran
dan berbulan-bulan mengenal Harry… aku agak tak menyangka kalau Harry aslinya
‘begitu’. Ia posesif sekali….tapi disaat aku yang tak senang ia dekat cewek
tertentu ( diluar dari fans nya yang pasti ) , ia bilang…. Itu hanya fansnya.
Yang tak boleh diperlakukan buruk.
Keadaanku diperburuk lagi dengan kondisiku di sekolah. Aku
hampir dijauh semua anak cewek… dan jika ada cewek yang berteman pun itu karena
ingin dikenalkan dengan One Direction.
Oh belom lagi di Twitter…. aku sering mendapat tweet-tweet
dari fans Harry yang tak senang aku menjadi pacarnya.
Jahatnya…. Harry malah sibuk dengan semua konser-konsernya
itu. Aku tak menyalahkan ia sibuk. Aku mengerti sekali ia sibuk. Tapi tak
pernah sekalipun ia membelaku seperti Liam membela Danielle…
“Okay. I’m done with you too” kataku tegas.
Sekarang, menjadi pacar idolaku bukan menjadi hal yang
kuinginkan lagi. Jika hubungan ini dijalankan lebih lanjut lagi… akan lebih
banyak sakit hati.
Akan lebih banyak air mata.
Dengan berlinang air mata aku pergi dari mansion Harry dan
Louis yang megah… yang tak pernah mampu kubeli dengan uangku. Atau bahkan
dengan uang papa-mamaku.
Bye, Harry.
Jennygordon : You… never know what I feel. Now I know the
real you. A selfish guy who thinks I want your money. Your money doesn’t valid
in my country. Bitch please. Haha.
Jennygordon : Hahaha… there’s gotta be me. Really??? REALLY?
Bullshit
Jennygordon : Untung yah gue bisa bahasa lain… selamat
menerjemahkan bahasa alien gue ini, Harry.
***
Harry’s POV
Aku melotot melihat timeline Jennifer yang semuanya
menghinaku. Beberapa bahkan dalam bahasa-nya itu yang tak kumengerti ..
Yang paling menancap adalah… bagian “uang” itu. Itu
menyindirku sekali….
“You’ve a problem?”
“Not just a, but many problems”kataku pada Louis.
Enaknya Louis adalah… di satu sisi ia bisa menjadi badut
keliling… tapi disatu sisi (mungkin karena ia sudah tua..) ia seorang pendengar
dan penyaran yang baik. Jadi itulah mengapa aku menyukainya.
Louis menatapku dengan tatapan serius “Tell me. Talk to papa”
Aku terkikik kecil “It’s over”
“Oh, man. Another failed relationship? You should learn to
be more loyal…”
“I know… and I think this time is my fault. I saw her with a
guy , hugging each other. Then I’m mad with her and said it’s over”
“Are you crazy? He must be his brother… or whoever”
“Yeah, she said is his classmate… but I didn’t believer her.
I said she just want my money…”
“Jenny doesn’t seem just want your money. She’s a nice girl…
It’s not easy to be your girlfriend , Harry”
“And look at this” Aku menunjukkan timeline Jennifer kepada
Louis.
Louis tertawa ketika melihat “your money doesn’t valid”. Dan
aku hanya mesem-mesem saja.
“You should re-consider , Harry. Not all of girls give a
second chance. And think how nice she is to you”
Nah, nasihat seperti inilah yang biasa kuterima dari Louis..
yang selalu menancap di hatiku.
Yang membayang-bayangi pikiranku.
***
From : Mr Kriwil
I’m soo sorry Jen. I just through a hard day , yesterday. My
mum is getting divorced
Aku kaget membaca SMS masuk dari Harry… mamanya mau cerai?
Yang benar saja. Bukannya hubungan mereka berdua baik-baik saja selama ini?
Karena… aku kasian dengan Harry yang sedang sedih… dengan
amat terpaksa aku membalas SMS-nya. Padahal jika tidak dalam posisi begitu ,
jangan harap aku akan berbicara dengan Harry Styles lagi seumur hidupku.
To : Mr Kriwil
Seriously?
From : Mr Kriwil
Yeah. She said Joe is cheating… and when yesterday I saw
you… first thing in my mind is you were cheating too… I know It sounds stupid.
I am stupid right?
Can we back one more time
Aku memutar bola mataku… ah klasik. Sok menjelek-jelekkan
diri sendiri agar aku mengatakan “No you’re not stupid”. Ah tapi karena Harry
punya pelet…. dan aku lupa betapa aku menyukai si cowok satu itu… aku membalas seperti ini.
To : Mr Kriwil
Why you want me back? You said I just want your money and
your popularity.
PS : you’re not stupid, dumbass
From : Mr Kriwil
Because I realize that I still love you and I cant stop
thinking about you
Sorry! Sorry Sorry Sorry! I’ll say sorry until you forgive
me. I’ll begging on you to stay ….. baby xxx
To : Mr Kriwil
That’s the sweetest words you ever said since …. OH I FORGOT
From : Mr Kriwil
Come on future Mrs Styles… don’t be shy to say you want me
back :*
To : Mr Kriwil
-____- I’m not shy!
I just doubt you.
From : Mr Kriwil
No need to doubt me ;) I promiseeee I wont let you down
again.
Aku tersenyum, mengaku kalah dengannya. Ia … memang
mengangenkan. Aku kangen melihat senyumnya lagi…
To : Mr Kriwil
Okay. I keep your promise, Mr Styles.
***
Harry’s POV
Okay jika pertama kali bertengkar itu karena salah ku main
menuduh sembarangan bahwa teman Jennifer adalah selingkuhannya… kali ini aku
yang harus menyalahkan si cewek satu ini.
Harusnya ia tau bahwa aku benci sekali roller-coaster.
Nyatanya, ia memaksaku ke theme park dan mengajakku naik roller-coaster.
Karena aku tidak ingin MENGECEWAKAN pacar tercintaku itu,
aku menurutinya…
Oh yeah. Jennifer sangat bertolak belakang denganku jika
dalam masalah berani-beranian menaiki permainan seperti ini. Jika aku lebih
sering takutnya, Jennifer seperti tak punya rasa takut sama sekali….
“I want more!!!” pintanya merengek seperti anak kecil.
Aku berdecak sebal “I’m dizzy , baby”
“Ah, dizzy! Oh look who’s coming here. You’re fans!” katanya
sambil menunjuk cewek-cewek yang melihatku seperti orang gila.
Jennifer mundur ke belakang sok-sok main HP sementara aku
meladeni mereka semua untuk foto atau tanda tangan.
Seperti yang biasa terjadi… mendadak semua orang mengantri
untuk berfoto denganku.
Jennifer sampai duduk di kursi saking lelahnya. Ia bahkan sudah menelepon dengan temannya… yang menandakan ia sudah sangat bosan.
Jennifer sampai duduk di kursi saking lelahnya. Ia bahkan sudah menelepon dengan temannya… yang menandakan ia sudah sangat bosan.
Aku memutuskan untuk mengakhiri sesi foto dan tanda tangan
karena kasian melihat Jennifer.
Dengan senyum aku bilang kepada mereka “Thankyou guys, I
should go around now…”
Aku menghampiri Jennifer yang masih asyik ngobrol dengan
temannya dan memberi tanda untuk segera bergegas pergi.
Yeah setelah puas membuatku teller karena segala games gila
yang ingin ia naiki… ia mengacangiku……… dan ketika ia selesai menelepon. Ia
cemberut terus sepanjang jalan. Sepanjang kami makan… ia hanya menjawab
seadanya.
“Do you mad with those fans?”tanyaku
Ia menggeleng “Why should? I’ll do the same if I see you who
used to be my idol”
“Then why you’re sullen all the time?”
Jennifer menatapku… yang masih membuatku kewalahan karena
yeah ia menggemaskan sekali. “I’m just tired to be your girlfriend. I think you
better being single…”
Hah, yang benar saja. Masa ia minta putus sih???
“What do you think?”tanyanya lagi.
Aku mengatupkan mulutku rapat-rapat… urat-uratku terasa
tegang. Memang ada rasa sedih melihat fans-fansku tidak senang dengan
hubunganku dan Jennifer. Tapi… aku senang dengan Jennifer. Ia punya sesuatu di
dirinya yang membuatku betah bersamanya. Cause she got that one thing…
“No”
“Yes… It’s for your own good. I don’t want your fans
disappointed”
“But…”
“We can be friends”
Aku menghentakkan sendokku menatapnya………. sedih. Sementara Jennifer merasa
biasa saja. Tapi aku bisa lihat ada sorot sedih di matanya. Aku tau sebenarnya
ia tak ingin hubungan ini berakhir. Pasti, ia mendapat hate messages lagi dari
fans-fansku. Makannya ia ingin putus…
Sepanjang perjalanan pun… kami tak bicara. Benar-benar kaku.
Benar-benar hampa...
“Goodnight” katanya setelah aku mengantarkannya di rumahnya.
Aku hanya mengangguk lemas.
***
Harry_Styles : Thanks for everything… you make me cry.
(Retweeted 12059 times)
Aku menghela nafas melihat tweet Harry… ah aku benci
perasaanku ini. Masa iya aku membuatnya menangis?? Masa iya ia menangis karena
kuputuskan??
Rasanya sih memang iya ketika melihat semua keluarga 1D
tiba-tiba menyindiriku…
Louis_Tomlinson : Oh don’t cry over a bitch @Harry_Styles
Yeahh aku dibenci Louis, kakak angkatku sendiri. Aku jadi
merasa berbuat salah deh…
Real_Liam_Payne : cheer the curls by singing him cry me a
river , haha.
Seperti semua sindiran teman-teman Harry belum cukup bagiku,
kali ini pacar Louis alias Eleanor meng-SMS ku.
Ah Jenny I thought you love Harry so bad! why you leave him? He's really upset now… don’t be selfish.
Rasanya jadi serba salah deh. Saat dulu Harry yang
memutusiku… semuanya yang menganggap aku salah. Aku selingkuh… sekarang giliran
aku yang memutusinya karena tak ingin fans nya kecewa. Malah fans nya yang
bilang aku jahat menyakiti hati Harry. Maunya apa sih sebenernya!!!
To : Mr Kriwil
Okay let’s back!!! K
From : Mr Kriwil
Gotcha. I know you will ;)
***
Aku
menghentak-hentakkan kakiku lelah……….. Harry!!! Pacaran dengannya membuatku
jadi anak yang lebih sabar… dan anak yang lebih tahan banting.
Bayangkan ia berjanji akan makan di restoran yang ia
janjikan pukul 7… dan ia sudah terlambat 2 jam.
Ketika ia masuk restoran, ia hanya nyengir tidak jelas dan
menyeretku pergi.
Dengan suara seraknya ia berkata “Let’s eat Mcd! Im not
interesting anymore with this restaurant…”
Padahal aku sudah memakai baju rapi eh dia malah mengajakku
makan Mcd!! Mendingan aku pakai kaus dan celana pendek saja daritadi. Memangnya
enak pakai high-heels ? K
Harry memboyongku ke Mcd tanpa merasa bersalah. Ia memesan
big mac kesukaannya dan karena aku ngambek… tapi kelaperan aku minta double
cheese burger.
Kami berhenti di kursi taman dan memakan makanan kami
masing-masing. Harry tampak buas makan burger-nya. Pasti ia kelaparan lagi
seperti biasa ia pulang dari acara.
“Heyyy why you look sad? Sorry I’m little late… but I’m here
nowww” katanya dengan penuh makanan di mulutnya. Ia tampak… lucu. Dengan pipi
menggembung ia mengedipkan matanya padaku, menunggu reaksiku.
Aku memasang wajah mengernyit “LITTLE? Really???”
“Ah don’t be mad…” Ia menyolek pinggangku.
Aku menatapnya dengan tatapan horror. Ia tertawa… “Ah you
look pretty as usual… I like your dress. Where you bought it?”
“Indonesia”
“Nice. I’ll take you to Indonesia to buy dresses” katanya
agak gak nyambung.
“Harry… are you drunk? You seem weird” Aku menatapnya
bingung.
Ia menggeleng “Aim jhus thyyret en desihh… because I haven’t
eaten yet”
“Ah poor boy” Aku mengelus rambut Harry yang lembut.
Karena kami berdua kelaparan , dalam waktu lima menit semua
makanan kami sudah masuk ke dalam
perut masing-masing.
Harry tiba-tiba menjadi mellow-drama. Ia curhat denganku…
betapa ia kangen masa-masanya menjadi cowok biasa. Yang tidak disukai banyak
cewek… yang bekerja di bakery.. yang hanya tinggal di desa.
Rasa kesalku jadi hilang karena iba dengannya. “Well,
bhhhuu…tt yo..urrr.. drre..aamm coommess … thh..ruee ahhh.tt le…astt” kataku
mengigil.
Cuaca London di musim semi memang masih tidak terlalu bagus.
Lebih banyak terpengaruh cuaca winter.
Harry dengan tangkas melepas blazer yang biasa ia pakai
untuk manggung itu dan memakaikannya padaku. “Know you’r not cold again”
“Thanks” jawabku tersipu malu.
“How about you? I guess it’s still hard for you leaving your
home”
“Not really now. Jakarta is a great city… but I like being
in London. Old-city where this boy lives” kataku sambil menunjuk Harry.
Harry tersenyum lagi. Lama kelamaan aku jadi mengerti siapa
Harry sebenarnya. Well, mungkin ia agak egois dan menyebalkan. Tapi diluar dari
itu ia romantis, pintar sekali membuat luluh hati orang, dan sensitif.
Jika dipuji sekecil apapun ia akan senang. Setidaknya itu
yang kulihat.
Namun jika orang membuatnya sedih… ia tak segan menangis.
Terlihat lembek tapi begitulah kenyataannya.
“I’m sorry if I don’t have so much time to be spend with
you, Jen. I want to stop this whole crazy things but… it’s my career…”
“I’m alright. As long as you enjoy your job”
“I cant believe the tour will start again in few days”
katanya sedih.
Aku merangkulnya di bahuku , agak kebalik sih mengingat
harusnya CEWEK yang DIRANGKUL COWOK.
“Don’t be sad” kataku mengulangi katanya tadi.
“Ah, I’ll miss you so much there”
“I’ll miss you too. But it just 4 months… when you’re back it’s summer… we can
spend the whole summer together, just two of us”kataku berusaha menyemangatinya.
Harry menghela nafas “Uhm.. can you go on tour with me?
Accompany me? Eleanor will meet Louis soon… so do Danielle”
Aku menggeleng kecewa. “You know I’ll do my GCSEs this year”
“Oh yeah… I forget…”
Hari semakin larut. Aku dan Harry sama-sama terpaku menatap
langit di malam hari yang bertebaran dengan bintang. Hari yang indah yang tak
ingin kuakhiri dengan Harry.
“The sky is so beautiful, isn’t it?” tanya Harry padaku.
“Yeah”
“When you miss me here… just see the star above. The
brightest is me. We still connected. We see the same star, Jen..”
Aku mendengar suara Harry samar-samar. Ia mengelus rambutku
dan mencium kepalaku.
***
Harry’s POV
Hari ini kencan termellow yang pernah kulalui dengan
Jennifer. Mendadak aku merasa sedih sekali harus meninggalkan Jenny. Maklum ,
ini pertama kalinya aku punya pacar setelah menjadi terkenal dan meninggalkan
ia saat tour… rasanya berat sekali.
Jennifer sepertinya kelelahan menungguku karena aku harus
latihan konser. Seharusnya latihan berakhir jam setengah 7 … tapi karena Louis
tidak serius dan terus bercanda, akhirnya deh latihan baru selesai jam 8 malam.
Ditambah lagi jalanan London sedang tak bersahabat… jadilah aku sampai di
restoran setengah 10.
Dan karena macet sementara aku tidak makan apa-apa sejak
siang. Aku menyeret Jennifer ke McD. Yang lebih instan…
Selama di taman… perasaanku gundah. Jennifer pun juga
rasanya begitu.
Saat aku sedang menggombal… eh Jennifer malah tertidur di
pundakku. Pasti ia benar-benar kelelahan. Atau mungkin belom bisa juga
membiasakan diri dengan timezone disini.
Ia bolak-balik mengelah dirinya masih terserang jet lag.
Jakarta beda 7 jam dengan London… jadi cukup kaget juga ia.
Dan karena sekarang juga hampir setengah sebelas malam, aku
menggendong Jennifer ke mobilku dan mengantarnya pulang ke rumah.
Selama perjalanan, aku terus menoleh menatap Jennifer yang
masih mengenakan blazerku. Ia … tetap cantik meski sedang tertidur.
Dengan berat hati karena kami sudah sampai di depan
rumahnya, aku membangunkannya…
***
“Hey” Suara Harry yang berat membangunanku dari tidurku. Ia
menggoyang-goyangkan badanku pelan.
Aku mengerjapkan mataku masih mengantuk. Aku kaget karena sudah
di depan rumahku.
“We’re arrived” kata Harry. Ia kemudian turun dari mobil dan
membukakan pintu untukku.
Dengan lemas aku turun dari mobil. Kepalaku terasa pusing
sekali…
Harry memegang tanganku. “Your hand is hot”
Ia kemudian memegang keningku “Oh God…”
“I’m alright” kataku menenangkannya. “Go home, Harry. Before
It’s too dark”
Aku memberi senyum termanis yang pernah kuberikan padanya.
Ia masih agak ragu meninggalkanku, tapi ia menurutiku.
***
Harry_Styles : get well soon @Jennygordon this … to cheer you up
pict.twitter.com/egGsY7FE
Aku tersenyum melihat mention yang masuk. Dari Harry. Dan ia
memberiku foto…. Dirinya sedang melongo. Yang memang sangat sangat lucu.
Hah aku jadi kangen dengannya.
Aku resmi masuk angin setelah kencan terakhir sebelum ia
pergi itu. Kemarin aku menekatkan diriku untuk mengantar Harry ke bandara.
Ia sangat khawatir melihatku pucat. Ia bertanya padaku aku
sakit apa… tapi karena orang sini tidak mengerti masuk angin, aku bilang saja
flu.
Di airport… seperti yang sudah kuduga banyak paparazzi
membututi One Direction.
Harry berusaha menutupi diriku dengan merangkulku
terus-menerus. Kami sempat dihalau beberapa fans tapi Paul berhasil mengamankan
situasi.
Waktu kami bertemu tak banyak karena mereka harus segera
boarding.
Harry mengecup keningku terakhir kalinya “Wait me , Jen.
I’ll miss you so much. I love you. Bye”
Aku mengangguk sambil menangis di pelukannya. Aku tak peduli
tampangku akan hancur di foto-foto. Aku benar-benar……… sedih harus pisah dengan
Harry.
Harry melepas pelukanku dengan kemeja basah karena
tangisanku.
Aku melambaikan tangan terakhir kalinya sebelum ia
benar-benar menghilang dari pintu……………
***
Aku memandangi layar ponselku terus menerus, berharap seseorang
yang kutunggu itu akan meneleponku. Seharusnya aku belajar sekarang karena
besok ujianku di mulai.
Tapi yang kulakukan terus begini. Menatap telepon… melihat
twitter… tapi tak ada satupun notifikasi darinya.
Sejak kepergiannya ke Amerika… Harry hanya menge-tweet
foto-fotonya via Instagram dan membalas mention fans-nya.
Ia tak……. Me-mentionku sekali pun.
Mungkin sekarang posisiku sudah digantikan artis Hollywood.
Jennygordon : I’ve the best boyfriend ever. He didn’t call
me or text me or whatever for almost a week. Am I being forgotten??
Jennygordon : If you love someone’s enough. You’ll make the
best effort for him/her. Even when you’re VERY BUSY. But if you LOVE ‘em.
Aku membanting ponselku kesal. Harry… Harry!!!!
***
Aku keluar dari kamar hendak berangkat ke sekolah sebelum
papaku berbicara padaku.
“Jen, kita balik ke Jakarta lagi lho summer ini” kata papaku
tanpa dosa.
Aku melotot “What? Balik? Why?” tanyaku gak terima.
Pindah lagi ke Jakarta? Setelah…. Aku pacaran dengan Harry
Styles!!! Aku gak pengen pulang!!!
“Well, jabatan papa kan udah berakhir tahun ini. Jadi kita
bisa pulang lagi ke Jakarta. Kamu seneng kan?”
Aku duduk di hadapan papaku yang sedang membaca koran dengan
tatapan shock. “Kok cuma bentar?”
“Papa emang sengaja cuma ambil setahun disini… papa gak
pengen kamu sama adikmu gak betah disini”
“Aku betah…” ujarku mulai terisak.
Papaku jadi bingung “Lho kok kamu nangis sih?” tanya papa
masih belum sadar alasanku ingin tetap disini.
Mendadak ia tersadar, kemudian ia menepuk bahuku bijak “Oh
papa tau kamu masih pengen sama si artis itu, kan? Well, papa minta maaf
banget, jen. Tapi papa emang udah diharuskan balik ke Indonesia lagi…”
Aku mengangguk pasrah menerima keadaan lagi…
***
Jennygordon : I cant believe I have to…. :’(
Aku menatap handphoneku lagi. Harry masih belum juga
mengabariku. Sekali pun belum pernah.
***
Harry’s POV
Aku bingung melihat perubahan Jennifer lagi. Ia tidak
membalas satupun DM dariku…
iPhone-ku tak dapat diganti ke nomor lokal America.
Blackberry-ku sebenarnya bisa… tapi Jennifer tidak pakai Blackberry lagi.
Twitter hanya satu-satunya harapanku. Tapi … ia tak
membalas.
Aku melihat kalender… tinggal sebulan lagi hingga aku
kembali ke London. Aku sudah tak tahan untuk melihatnya.
***
Semua ujianku sudah berakhir. Tapi penderitaanku sebenarnya
bukan perkara ujian… melainkan masalah pindah ini.
Dengan lemas aku memasukkan baju-bajuku ke dalam koper yang
sudah disiapkan mamaku.
Aku … belum siap meninggalkan London. Dan aku pun juga belum
menceritakan apa-apa pada Harry.
Aku memilih diam. Rasanya hubungan kita sudah berakhir sejak
kita LDR sementara. Mungkin ia tak ingin bilang… karena cowok kan BRENGSEK.
Aku mengambil sebuah boneka teddy bear yang kukenal jelas.
Itu dari Harry ketika kami jalan-jalan di theme park dulu. Ia main basket
untukku dan memberikan teddy bear sebagai hadiahnya…
Hiks, aku kangen Harry...Aku tak rela melupakan semua kenangan disini dengan Harry…
***
Inilah saatnya tiba… aku menginjakkan kaki di Heathrow
sedih. Dulu disini aku mengantar Harry sebelum ia tour.
Sampai sekarang aku tak percaya, ia tak berbicara denganku.
Ia cowok macam apa sih??
Jennygordon : It’s really haarrdd to leave this beautiful
city. My hometown… here I come
Setelah mengetweet seperti itu aku melihat DM-ku yang tak
pernah kubuka. Karena isinya rata-rata dari directioners yang memberiku hate
messages. Makannya aku tak pernah membuka.
Kopi yang sedang kuminum, kutumpahkan begitu saja saat
melihat DM dari……… Harry.
Harry_Styles Why you don’t reply my message?? I miss you so baddddd
1 day ago
Harry_Styles Sorry I made mistakes again. I know it’s hard
to be left by someone
3 days ago
Harry_Styles Jennifer …. Talk to me :(
5 days ago
Aku terus men-scroll ke bawah… dan kaget melihat DM dari
Harry empat bulan yang lalu.
Harry_Styles Jenny!!! Bad news.. my phone’s sucks. I cant
text or call you:( So I just count on Twitter. Love ya! <3
4 months ago
4 months ago
Harry_Styles Just landed but I’ve already miss you :*
4 months ago
Jadi…. Selama ini Harry sudah mengirimku DM dan aku tidak
pernah sadar!!! Aku merasa bodoh sekarang…
“Jen , ayo jangan bengong! Lho kok kopi kamu tumpah sih!!!”
Mamaku berteriak padaku.
Aku menatap mamaku sedih… “Ma… aku gak pengen pulang”
Ia kemudian merangkulku “Jenny… udah dong jangan sedih lagi.
Mama tau ini agak berat… tapi mau gimana lagi, sayang”
Aku menangis lagi.
***
Harry Reveals Broke
Up
“Yeah, I’m single now” said the 19 years Harry when he
arrived at Heathrow after the American-tour.
Harry Styles who dates a 15 years old , Jennifer Gordon
doesn’t say the reason why he and she broke up. He just smile with his straight
expression.
Well, as we see that on-off relationship I guess you know
why they broke up, right ?
***
Harry’s POV
Jennifer sangat hebat. Sudah tak pernah berbicara padaku
sejak tour hingga aku pulang pun… ia juga tidak bilang bahwa ia PINDAH lagi ke
Jakarta.
Aku tak mengerti apa tujuannya memperlakukanku seperti ini.
Apa ia sudah tak ingin denganku lagi?
Twitter heboh dengan berita aku putus dengan Jennifer. Tanpa
sebab.
Masalahnya aku saja tak tau alasannya… bagaimana bisa aku
cerita ke media?
Jujur aku tidak ingin mengakhiri hubunganku dengan Jennifer
begini saja. Aku harus berbuat sesuatu. Yeah…
***
Seminggu berlalu sejak aku kembali ke tempat asalku. Harry
sudah pulang dari tournya sehari setelah aku pulang.
Ia sepertinya baik-baik saja sekarang. Aku senang
mendengarnya.
Dengan begini kan ia bisa bebas memilih cewek yang lebih
pantas ia pacari.
Jika aku kangen dengan Harry dan teman-temannya biasanya aku
memasang Up All Night di CD player.
We've got a bit
of love/hate
You take me to
the edge then you hit the brakes
I say it's over
one day,
But then I'm
crawling back begging you to stay
We make up and
we break up all the time
I'll say that I
hate a song, then you'll go request it the whole night long
Some people say
it's so wrong but even when we fight,
Girl, you turn
me on
We make up and
we break up all the time
We're like na na
na
Then we're like
yeah yeah yeah
Always like na
na na
Then we're like
yeah yeah yeah
Aku tertawa meratapi nasibku yang persis seperti lagu mereka
di Na Na Na. Sudah berapa kali coba aku dan Harry putus-nyambung? Tapi kami
masih betah-betah saja.
Suara lagu yang kuputar mendadak jadi aneh… lebih terdengar…
nyata.
Aku langsung membalikkan badanku dan hebatnya melihat Harry
Styles yang tambah ganteng itu di hadapanku.
Ia maju ke CD Playerku dan mengubah lagunya ke Gotta Be You.
Sambil menatapku serius ia menyanyi “Can we fall one more
time… stop the tape and rewind? Oh and if you walk away I know I’ll fade cause
there’s nobody else… It’s gotta be you… only you, Jennifer”
Aku menghambur ke pelukannya. Aku sadar sekuat apapun aku
berusaha menolak Harry, pada akhirnya aku selalu kembali ke pelukannya… karena
aku cinta setengah mati dengannya.
“I love you” Kali ini Harry mencium bibirku lembut.
Aku takkan pernah menyesal pacaran dengan Harry Styles, meski
kami bolak-balik putus-nyambung.
THE END.
No comments:
Post a Comment